Salah satu aspek penting dalam
konsep pengelolaan kualitas udara dan pengendalian pencemaran udara adalah
pelaksanaan pemantauan kualitas udara ambien secara kontinyu. Informasi yang
digunakan untuk mengindikasikan kondisi kualitas udara ambien salatunya adalah
Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU). ISPU merupakan angka yang tidak memiliki
satuan yang menggambarkan kondisi kualitas udara ambien di lokasi dan waktu
tertentu yang didasarkan kepada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai
estetika, dan makhluk hidup lainnya. Berdasarkan Kep-107/KABAPEDAL/11/1997,
parameter yang digunakan untuk menghitung ISPU adalah PM10, CO, SO2,
NO2, dan O3.
ISPU merupakan laporan kualitas udara kepada masyarakat untuk menerangkan sebarapa bersih atau tercemarnya kualitas udara dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan setelah menghirup udara tersebut selama beberapa jam atau hari. ISPU bertujuan untuk menampilkan kualitas udara rata-rata di seluruh wilayah pemantauan, oleh sebab itulah angka ISPU yang tertera merupakan nilai yang paling besar dari seluruh parameter di stasiun pemantauan yang tersebar di seluruh wilayah yang bersangkutan. Hal ini yang seringkali terjadi kesalahpahaman pada masyarakat bahwa data yang ditampilkan merupakan data kualitas udara di sekitar papan display ISPU. ISPU ditetapkan dengan cara mengubah kadar pencemar udara yang terukur menjadi suatu angka yang tidak berdimensi.
Data ISPU merupakan data 24 jam
sebelumnya, maka sebenarnya nilai ISPU merupakan nilai dari kualitas udara
ambien pada hari sebelumnya. Tidak banyak masyarakat yang mengetahui mengenai
hal ini dan mengira bahwa nilai ISPU merupakan nilai yang bersifat real-time. Data ISPU ini berguna untuk:
- Bahan informasi kepada masyarakat tentang kualitas udara ambien di lokasi dan waktu tertentu;
- Bahan pertimbangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam melakanakan pengelolaan dan pengendalian pencemaran udara.
ISPU dapat digunakan sebagai
informasi untuk peningkatan kesadaran masyarakat (public awareness) namun tidak sepenuhnya dapat digunakan sebagai
sarana peringatan dini bagi masyarakat (public
warning).
Pada perhitungan data ISPU, tidak
menutup kemungkinan adanya data-data yang hilang. Persentase kehilangan data
yang terjadi di tiap stasiun pemantauan dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
seperti peralatan yang rusak, keterbatasan biaya operasional, dan minimnya
petugas operasional. Walaupun data dari stasiun pemantauan tidak lengkap, pada
umumnya PM10 dan O3 merupakan parameter pencemar yang sering ditemukan
sebagai parameter kritis. Sayangnya, saat ini belum ada data pengamatan yang
dapat digunakan sebagai dasar pengembangan dan secara spesifik mengendalikan
ke-2 pencemar ini.
Adanya perbedaan kondisi dan
karakteristik alam dan perkotaan, tidak menutup kemungkinan bahwa di beberapa
daerah diperlukan peraturan baku mutu yang sesuai dengan kondisi daerahnya dan
nilainya berbeda dengan baku mutu nasional. Data pemantauan kualitas udara
dapat digunakan untuk mengetahui distribusi dan variasi pencemar udara yang
selanjunya dapat digunakan unutk mengevaluasi dan menentukan prioritas dalam
pegelolaan kualitas udara. Namun pemodelan menjadi salah satu pendekatan yang
dapat dilakukan untuk memperoleh informasi menenai distribusi spasial dan
temporan pencemaran udara akibat
keterbatasan kemampuan pemantauan saat ini.
Public awareness pada umumnya hanya berfungsi sebagai indeks untuk
memberitahukan kepada masyarakat mengenai keadaan udara di sekitarnya.
Sedangkan public warning berfungsi
untuk memberitahukan bagaimana cuaca di sekitar akan mengalami kondisi tidak
normal. Peringatan ini umumnya akan di-update
secara rutin sehingga masyarakat dapat segera mengambil tindakan yang
tepat.
Berikut merupakan beberapa contoh
ISPU yang berfungsi sebagai public
awareness dan/atau public warning:
[3] www.epa.gov/airnow/aqi_brochure_08-09.pdf diakses pada 5 Maret 2014 pukul 13.10
Tabel ISPU Indonesia
Sumber: [1]
Tabel ISPU Filipina
Sumber: [2]
Tabel ISPU Pakistan
Sumber: [3]
Daftar Pustaka
[1] http://airpollutionquality.blogspot.com diakses pada tanggal 5 Maret 2014 pukul 03.00
[2]http://cleanairinitiative.org/portal/system/files/attach/Philippines_Air_Quality_Profile_-_2010_Edition.pdf diakses tanggal 2 Maret 2014 pukul 21.00
0 komentar:
Posting Komentar