Kelompok 1

Agam SMH /15309064
Amelia Warliana / 15311007
Ledy Rezki Tiara / 15311031
Aghnia Qinthari / 15311049
Seshana Junisa / 15311063
Narakorn Inkamma

ISPU sebagai Public Awareness dan Public Warning

Salah satu aspek penting dalam konsep pengelolaan kualitas udara dan pengendalian pencemaran udara adalah pelaksanaan pemantauan kualitas udara ambien secara kontinyu. Informasi yang digunakan untuk mengindikasikan kondisi kualitas udara ambien salatunya adalah Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU). ISPU merupakan angka yang tidak memiliki satuan yang menggambarkan kondisi kualitas udara ambien di lokasi dan waktu tertentu yang didasarkan kepada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika, dan makhluk hidup lainnya. Berdasarkan Kep-107/KABAPEDAL/11/1997, parameter yang digunakan untuk menghitung ISPU adalah PM10, CO, SO2, NO2, dan O3.

ISPU merupakan laporan kualitas udara kepada masyarakat untuk menerangkan sebarapa bersih atau tercemarnya kualitas udara dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan setelah menghirup udara tersebut selama beberapa jam atau hari. ISPU bertujuan untuk menampilkan kualitas udara rata-rata di seluruh wilayah pemantauan, oleh sebab itulah angka ISPU yang tertera merupakan nilai yang paling besar dari seluruh parameter di stasiun pemantauan yang tersebar di seluruh wilayah yang bersangkutan. Hal ini yang seringkali terjadi kesalahpahaman pada masyarakat bahwa data yang ditampilkan merupakan data kualitas udara di sekitar papan display ISPU. ISPU ditetapkan dengan cara mengubah kadar pencemar udara yang terukur menjadi suatu angka yang tidak berdimensi.

Data ISPU merupakan data 24 jam sebelumnya, maka sebenarnya nilai ISPU merupakan nilai dari kualitas udara ambien pada hari sebelumnya. Tidak banyak masyarakat yang mengetahui mengenai hal ini dan mengira bahwa nilai ISPU merupakan nilai yang bersifat real-time. Data ISPU ini berguna untuk:
  • Bahan informasi kepada masyarakat tentang kualitas udara ambien di lokasi dan waktu tertentu;
  • Bahan pertimbangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam melakanakan pengelolaan dan pengendalian pencemaran udara.
ISPU dapat digunakan sebagai informasi untuk peningkatan kesadaran masyarakat (public awareness) namun tidak sepenuhnya dapat digunakan sebagai sarana peringatan dini bagi masyarakat (public warning).

Pada perhitungan data ISPU, tidak menutup kemungkinan adanya data-data yang hilang. Persentase kehilangan data yang terjadi di tiap stasiun pemantauan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti peralatan yang rusak, keterbatasan biaya operasional, dan minimnya petugas operasional. Walaupun data dari stasiun pemantauan tidak lengkap, pada umumnya PM10 dan O3 merupakan parameter pencemar yang sering ditemukan sebagai parameter kritis. Sayangnya, saat ini belum ada data pengamatan yang dapat digunakan sebagai dasar pengembangan dan secara spesifik mengendalikan ke-2 pencemar ini.

Adanya perbedaan kondisi dan karakteristik alam dan perkotaan, tidak menutup kemungkinan bahwa di beberapa daerah diperlukan peraturan baku mutu yang sesuai dengan kondisi daerahnya dan nilainya berbeda dengan baku mutu nasional. Data pemantauan kualitas udara dapat digunakan untuk mengetahui distribusi dan variasi pencemar udara yang selanjunya dapat digunakan unutk mengevaluasi dan menentukan prioritas dalam pegelolaan kualitas udara. Namun pemodelan menjadi salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk memperoleh informasi menenai distribusi spasial dan temporan pencemaran udara  akibat keterbatasan kemampuan pemantauan saat ini.

Public awareness pada umumnya hanya berfungsi sebagai indeks untuk memberitahukan kepada masyarakat mengenai keadaan udara di sekitarnya. Sedangkan public warning berfungsi untuk memberitahukan bagaimana cuaca di sekitar akan mengalami kondisi tidak normal. Peringatan ini umumnya akan di-update secara rutin sehingga masyarakat dapat segera mengambil tindakan yang tepat.

Berikut merupakan beberapa contoh ISPU yang berfungsi sebagai public awareness dan/atau public warning:

Tabel ISPU Indonesia
Sumber: [1]

Tabel ISPU Filipina
Sumber: [2]

Tabel ISPU Pakistan
Sumber: [3]

Daftar Pustaka
[1] http://airpollutionquality.blogspot.com diakses pada tanggal 5 Maret 2014 pukul 03.00
[2]http://cleanairinitiative.org/portal/system/files/attach/Philippines_Air_Quality_Profile_-_2010_Edition.pdf diakses tanggal 2 Maret 2014 pukul 21.00
[3] www.epa.gov/airnow/aqi_brochure_08-09.pdf‎ diakses pada 5 Maret 2014 pukul 13.10

0 komentar:

Posting Komentar